Sebuah Cerita Pengingat dari Pertigaan Plamongan


Sebuah Cerita Pengingat dari Pertigaan Plamongan

Semua orang pasti pernah mengalami hari yang rasanya kurang baik. Namun, beberapa hari yang lalu bisa jadi pengingat yang sangat kuat tentang betapa rapuhnya kita dan seberapa pentingnya untuk tetap waspada. Bagi saya, salah satu hari itu terjadi pada Rabu, 17 September 2025.
 
Saat itu, saya sedang mengendarai mobil pribadi di Semarang. Siang hari, suasana kota cukup ramai seperti biasanya. Saya sedang dalam perjalanan menuju tempat bimtek di salah satu hotel di Semarang, dan saat tiba di Pertigaan Lampu Merah Plamongan, lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Saya menghentikan mobil perlahan di belakang garis, menunggu lampu berubah hijau. Tiba-tiba, dari spion tengah, saya melihat sebuah mobil pikap terus melaju ke arah mobil saya.
 
Tidak ada waktu untuk bereaksi. BRAK!
 
Suara benturan keras itu menggema di telinga saya. Mobil saya terdorong sedikit ke depan dengan cukup kuat. Jantung saya berdegup kencang. Pikiran saya langsung dipenuhi oleh rasa kaget dan cemas. Apa yang terjadi? Apakah saya baik-baik saja? Saya coba mengendalikan diri, menarik napas dalam-dalam, dan melihat sekeliling.
 
Pikap itu menabrak bagian belakang mobil saya cukup keras. Pengemudinya langsung turun dan terlihat panik. Saya juga keluar dari mobil untuk memeriksa kerusakan. Bagian belakang mobil saya penyok cukup dalam, dan bempernya retak. Untungnya, tidak ada yang terluka, baik saya maupun pengemudi pikap itu. Kecelakaan ini adalah pengingat yang nyata bahwa hal yang tidak terduga bisa terjadi kapan saja, bahkan saat kita sudah melakukan semua yang benar.
 
Setelah itu, kami berdua bernegosiasi dengan kepala dingin. Pengemudi pikap mengakui kesalahannya karena kakinya sakit sehingga tidak bisa menginjak rem dengan maksimal. Kami bertukar informasi dan menyelesaikan masalah ini dengan damai, tanpa perlu melibatkan pihak berwajib. Ini adalah hal yang saya syukuri. Alih-alih membiarkan emosi menguasai, kami berdua memilih jalur yang lebih bijak.
 
Pengalaman ini mengajarkan saya beberapa hal penting. Pertama, betapa pentingnya untuk selalu waspada dan fokus saat berkendara. Bahkan di persimpangan lampu merah sekalipun, kita tidak bisa sepenuhnya santai. Kedua, pentingnya untuk tetap tenang dan rasional saat menghadapi situasi sulit. Panik tidak akan menyelesaikan masalah, justru bisa memperburuknya. Dan yang paling penting, pengalaman ini adalah sebuah pengingat bahwa hidup itu rapuh dan kita harus selalu bersyukur atas keselamatan kita.
 
Meskipun kejadian itu sudah berlalu beberapa hari yang lalu, saya masih mengingatnya dengan jelas. Sehingga besok kalau saya melewati pertigaan Plamongan lagi, saya selalu lebih berhati-hati. Itu adalah sebuah pelajaran berharga yang datang dari sebuah benturan. Alhamdulillah saat ini kerusakan mobil saya telah selesai diperbaiki oleh bengkel dan bisa digunakan lagi.
 
Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa? Bagaimana cara Anda menghadapinya? Bagikan cerita Anda di kolom komentar, ya!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebuah Cerita Pengingat dari Pertigaan Plamongan"

Posting Komentar